Kebiasaan


Aku baru saja kembali ke kota asalku setelah kalah bergelut dengan pandemi di tempat kerjaku sebelumnya, alias resign. Setelah kembali, yang kulakukan sehari-hari hanyalah, bangun, makan, liat lowongan pekerjaan, diam dirumah, main game dan tidur. Aku kembali menjadi pemuda yang bergantung dengan orang tua. Tidak mudah di umur 27 tahun (2021) untuk menjadi pengangguran dan tidak memiliki penghasilan sama sekali. Disuatu hari dibulan September, terhitung sudah 5 bulan setelah aku menganggur,  aku menemukan sebuah video tentang Pengembangan Diri. Itu adalah video Ko Agusleo Halim tentang ulasan buku Atomic Habit karya James Clear .

Agusleo menjelaskan poin-poin apa saja yang menarik dalam buku tersebut. Dan poin yang paling aku ingat sampai sekarang adalah "Tidak perlu signifikan, cukup 1% improvement dalam 1 hari sudah cukup. sehingga terhitung 12 bulan, kita 365% lebih baik dari dari ini". Jedyeeer, disitu aku merasa seperti disambar petir dan mendapat pencerahan. Hatiku tiba-tiba tergugah dan setelah video itu berakhir aku berkata "cukup, aku tidak mau lagi seperti ini" dan berkomitmen untuk mengubah kebiasanku sehari-hari.


Besoknya, aku mulai mengubah kebiasaanku menjadi seolah-olah aku sudah mendapat pekerjaan. Aku bangun jam 6 pagi, mandi lalu bersiap2 sarapan. Jam setengah 7 sampai jam setengah 8 aku mendengarkan podcast/video tentang pengembangan diri. Jam 8 sampai jam 12 siang aku mencari bahan belajar, apapun itu. Bisa tentang teori desain digital, teori gambar, tentang pengembangan crypto, dan lain-lain. Jam 12 siang aku istirahat sampai jam 1 siang. Kemudian jam 12 sampai jam 3 sore aku melanjutkan pembelajaranku. Jam 3 sampai jam 4 aku sempatkan menggambar atau membuat konten video. Jam 4 sampai jam 5 aku berolahraga ringan seperti joging atau jalan kaki.

2 Minggu setelah itu, dalam suatu pertemuan reuni sekolah. Suami temanku menawarkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang kutekuni, yaitu desain grafis. Semenjak itu aku masuk kerja dan aku menyesuaikan lagi kebiasaan-kebiasaanku. Aku menghapus game di smartphoneku, aku menambahkan jalan kaki pagi selama 30 menit, membaca buku 1 jam 1 hari, belajar 1 hal baru selama 1 jam, dan jurnaling. Kebiasaan-kebiasaan baru ini lambat laun menjadi gaya hidup dan membantu meningkatkan kinerjaku terhadap pekerjaan.

Berbekal portofolio yang aku buat di kantor tersebut, aku melamar di Bank Indonesia dan akhirnya sampai sekarang aku tetap berada di Bank Indonesia. Tidak hanya itu, aku juga sekarang memiliki beberapa tabungan yang sebelumnya belum pernah aku miliki seperti reksadana dan saham. Aku juga bisa membangun koneksi dengan orang lain dan membentuk sebuah agensi digital kecil sebagai pekerjaan sampingan. 

2 tahun 11 bulan sejak aku mengambil komitmen untuk mengubah kebiasaanku. Dan begitu banyak hal baik terjadi setelah itu. Ada quote tertulis "Masa depanmu tergantung dari kebiasaanmu". Terdengar tidak masuk akal, namun itulah yang terjadi. Ada suatu hukum dalam dunia yang bernama Law Of Attraction, atau hukum tarik-menarik. Hukum ini berbicara "apa yang kita pikirkan, akan tertarik mendekat kedalam hidup kita" atau saya lebih suka versi "kamu tidak menarik apa yang kamu butuhkan, tapi menarik identitas yang kamu manifestasikan"

Mungkin membaca sampai sini masih ada yang skeptis, "ah masa kebiasaan ada pengaruh kedalam kehidupan?". Ada sebuah kalimat yang pernah berkata begini "Pikiran menjadi perbuatan, perbuatan menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi gaya hidup, gaya hidup menjadi masa depan". Sekarang memang belum terasa pengaruhnya, namun di masa depan kita akan merasakan pengaruhnya.

Bagaimana cara membangun kebiasaan baru??

1. Perlahan-lahan

Mengubah kebiasaan tidak bisa dilakukan secara radikal, harus perlahan-lahan. Suatu perbuatan besar yang dilakukan sekali, akan kalah pengaruhnya dengan perbuatan kecil yang dilakukan dengan sering. David Goggins dalam bukunya Can't Hurt Me, mengatakan ada sebuah metode latihan yang dia lakukan untuk meningkatkan performanya yaitu "memperbesar limitasi diri", contoh ketika kita hari ini hanya bisa push up 20 kali, besok atau minggu depan tambahkan 2 push up lagi. Minggu depan tambahkan 2 lagi. Begitu seterusnya. Tanpa kita sadari, kita sudah bisa melakukan 100 push up dalam sehari.

Bila ingin membaca buku, bacalah dulu 1 kalimat. Besok tingkatkan jadi 1 paragraf. Besok tingkatkan lagi jadi 2 paragraf. Besok tingkatkan lagi jadi 1 halaman. Besoknya tingkatkan lagi jadi 1 sub judul. Besoknya tingkatkan lagi jadi 1 bab. Besoknya tingkatkan lagi sampai membaca menjadi salah satu kebiasaan yang kalau kita tidak lakukan terasa ada yang kurang.

Ada saran juga untuk mencatat progress harian. Manusia itu senang melihat data yang menunjukan progress dia terhadap goalnya. Jadi akan bagus bisa kita mencatat dan memonitoring seberapa jauh kita sudah berkembang dalam membangun kebiasaan. Ingat cukup 1 persen 1 hari.

2. Adopsi Growth Mindset

Dalam buku Mindset, Carol S. Dweck menyebutkan ada 2 macam mindset. Yaitu Fix Mindset dan Growth Mindset. Secara singkat, fix mindset adalah pola pikir yang pasrah dengan keadaan, sedangkan growth mindset adalah pola pikir yang memiliki hasrat untuk berkembang. Kenapa kita harus mengadopsi growth mindset?

Membangun kebiasaan sama seperti kita menghancurkan zona nyaman kita. Tanpa pola pikir untuk berkembang, kita akan berhenti berjuang bila menemui hambatan. Hambatan yang kita alami bermacam-macam, namun dapat kita kategorikan sebagai hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal sudah pasti fisik kita, interest kita, mood, stamina, rasa malas, rasa malu, rasa takut, egoisme dan lain2. Hambatan eksternal adalah lingkungan, peristiwa-peristiwa, omongan orang lain, kurangnya fasilitas, dan lainnya. Growth mindset memungkinkan kita untuk mencari jalan untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut sehingga proses membangun kebiasaan baru kita jadi lebih lancar

Untuk lebih detail mengenai perubahan kebiasaan, kamu bisa baca bukunya The Power Of Habits karya Charless Duhigg atau Atomic Habits karya James Clear. Namun yang dapat kubagikan hanya dua itu saja sesuai dengan pengalaman yang kujalani selama ini. 

Apakah ada teman-teman yang susah banget mengubah kebiasaan atau menambah kebiasaan baru? Yok kita sharing di kolom komentar.

Komentar

Postingan Populer